Pendiri Tas Kate Spade Tak Lagi Bernama Kate Spade, Ini Nama Barunya

Jakarta - Bagi Anda penggemar tas asal Amerika Serikat, tentu sudah akrab dengan merek Kate Spade. Tas dengan tampilan warna-warna cerah itu didirikan dengan menggunakan nama sang desainer sendiri Kate Spade. Namun kini desainer tersebut memilih mengganti namanya. Kenapa?

Desainer pendiri brand Kate Spade New York yaitu Kate Spade memutuskan mengganti namanya menjadi Kate Valentine. Penggantian nama tersebut dilakukannya sebagai bentuk dukungan pada label fashion terbarunya Frances Valentine yang nantinya akan lebih banyak menjual sepatu dibandingkan tas.

"Aku tidak bermaksud kurang aja. Penggantian nama ini benar-benar untuk membedakan namanya dan memisahkan dua brand tersebut. Kami pastinya sangat bangga dengan adanya Kate Spade (New York)," ujar Kate dalam wawancara dengan Business of Fashion.

Kate Spade memilih mengganti namanya menjadi Kate Valentine karena kata Valentine sendiri memiliki makna berarti untuknya. "Valentine adalah nama ayah dari ibuku karena dia lahir di hari Valentine," katanya.

Penggantian nama menjadi Kate Valentine ini juga dilakukannya karena wanita 53 tahun itu sudah tidak lagi menjadi pemilik dari brand Kate Spade. Dia sudah menjual brand yang didirikannya bersama sang suami Andy Spade pada Liz Claiborne Inc. sembilan tahun yang lalu. 

Setelah Kate tak lagi menjadi pemilik Kate Spade, brand tersebut menunjuk Deborah Lloyd sebagai presiden dan chief creative officer. Jabatan tersebut masih dipegang Deborah hingga saat ini. 

Brand Kate Spade pertamakali didirikan Kate pada 1993. Ide untuk membuat tas muncul karena pada saat itu tidak banyak brand yang menjual tas dengan desain dan warna menarik. Dengan modal US$ 35 ribu yang diambil dari tabungan suaminya, bisnis tas pun dimulai Kate. 

Setelah 22 tahun berlalu, kini Kate Spade sudah menjadi brand yang sangat sukses. Kate Spade memiliki 180 toko yang tersebar di seluruh dunia. Dan berbagai tas serta produksi fashion lainnya dari brand tersebut juga dijual di lebih dari 400 toko di berbagai negara.